Thursday, February 28, 2008

Sulaman Hj. Rosma

Sebelum sampai ke bukit ngalau indah, emak-emak pengen mampir ke sulaman Hj. Rosma. Seorang wanita pensiunan guru SMP di bukit tinggi, memulai usahanya dengan melatih remaja-remaja belajar sulaman khas padang. Hingga akhirnya sampai maju seperti sekarang ini.
Sulaman Hj. Rosma berada di dekat desa Baso, kec. ampat angkek. Banyak turis melayu (Malaysia dan Singapore, Indonesia tentunya) yang datang berkunjung sekedar melihat-lihat atau membeli cendera mata, sulamannya. wah lumayan menguras kocek, meski begitu kita puas karena mutunya bagus dan motifnya menarik.

Ciderella dan 2 ibu emban
mengunjungi Rumah Sulaman Hj. Rosma

salah satu kreasi Hj. Rosma


Proses pembuatan kain sulaman

Ibu. Hj. Rosma bersama salah satu anak temannya
Bu Hj. Emmy Laksmi, melepas kangen

Ngalau Indah

Perjalanan menuju gua Ngalau Indah lumayan lama, kurang lebih 2 jam-an. Ngalau Indah terletak di pinggiran kota payakumbuh, letaknya diperbukitan. Selain kita bisa menikmati keindahan gua, kita juga dapat menikmati panorma yang indah sepanjang perjalanan menuju objek pariwisata tersebut. dan, akhirnya saya menemukan gadis ngalau Indah yang lagi nyasar ....... Coba liat ditampilan paling bawah.......maniz nggak????

Kota Payakumbuh dilihat dari bukit ngalau

Tangga menuju pintu masuk gua Ngalau Indah

Bergaya dulu di depan pintu masuk gua Ngalau Indah

sudut-sudut Ngalau Indah

Gadis galau eh Ngalau Indah

Makan Bajamba (Bajamba Lunch)

Peninggalan anak bangsa yang perlu dilestarikan. Kebudayaan Minagkabau adalah salah satu mata rantai kebudayaan bangsa ini yang bernilai eksotik dan tinggi. Mulai dari ukirannya, bentuknya dan falsafahnya. Saat berkunjung ke kota payakumbuh, kecamatan lima puluh kota, tepatnya di desa sungai beringin, rombongan kami singgah di sebuah restoran bergaya klasik, yakni rumah gadang. Kami di ajak makan gaya basamba, yakni makan satu meja, sattu nampan berisi lauk dan satu bakul kecil nasi. dan cara makannya yang unik, lauknya dicomot dan agak dilempar ke mulut. Hal ini mungkin dimaksudkan untuk menghindari kesan jorok, karena tangan kanan akan mengambil lauk kembali dan nasinya dikepal-kepal.

Namun sayang, karena yang datang rombongan kelaparan. jadinyanya makan basambanya ala orang-oran lapar. Terutama Madam Handoyo Ivan yang makannya pindah-pindah, belum lagi yang rebutan dan terburu-buru. api tetap asyik kok......

Restoran bergaya rumah gadang

Menu makan bajamba dalam satu nampan


Suasana makan bajamba


Panorama yang indah

Foto bersama dulu di halaman

Wednesday, February 27, 2008

Moment Of Jam Gadang

Nikmati jam gadang dalam berbagai moment !!!


Saat Matahari beranjak ke Peraduan



Malam di alun-alun bukit tinggi


Para CBL bertingkah setelah lepas kandang


Menjelang Fajar




Angkot Padang, Ciamik bo....!!!!




Kreatif abis, pemilik angkot berlomba menghias angkotnya senyentrik mungkin. Cuma ada di kota-kota sumatera barat.....!!!

Monday, February 25, 2008

Bukittinggi, The Religious City



Mengunjungi bukit tinggi seolah melihat lembaran sejarah akan perjuangan bangsa Indonesia. Kota yang sejuk, banyak gedung dan rumah-rumah peninggalan belanda. Ada benteng Fort de Cock, dan di kota ini pernah terjadi pertempuran-pertempuran yang luar biasa antara kaum paderi dengan tentara belanda.

Sejak tiba di Bukittinggi, aku coba menjelajah dan mengabadikan beberapa moment dan tempat yang kupikir menarik untuk dijadikan oleh-oleh, untuk dilihat dan disyukuri. Di depan hotel
Kota Bukit tinggi dilihat dari Fort de kock


tempat menginap, Ambun Hotel, ada taman Bung Hatta yang Asri, lebih ke timur ada maskot bukittinggi, Jam Gadang yang usiannya sudah puluhan tahun. Dibelakang pasar atas, Masjid Agung Bukit tinggi, lebih ke arah timur ada kebun binatang dan benteng fort de cock. Dari jembatan gantung, kita bisa lihat kiri kanan kota bukit tinggi dan Hotel Hills, peninggalan belanda, Dulu bernama Hotel Novotel. Indah nian mak, bisa memandangi penuh decak kagum barisan bukit, Bukit Barisan yang elok.

Turun ke bawah ada tangga empat-empat, lokasi pasar atas. Ke arah selatan, ada taman panorama ngarai sianok yang dibawahnya ada goa Jepang. Orang minangkabau menyebutnya, lobang Jepang.



Gunung Singgalang dilihat dari kota bukittinggi

Kota Ibadah

Sejak datang, alunan suara orang mengaji di masjid-masjid, langgar-langgar terdengar sampai hampir tengah malam. Sekitar pukul 3 pagi, aku bangun suara orang mengaji terdengar lagi. Kali ini bukan cuma mengaji, akan tetapi ada yang mengumandangkan azan untuk membangunkan orang. aku sempat melaksanakan sholat subuh, aku pikir sudah masuk waktu subuh, ternyata hanya panggilan membangunkan orang dari tidur. Kurang lebih 4 kali aku dengar suara adzan. Ba'ada subuh masih terdengar ceramah, dikenal dengan kuliah subuh sampai jam enam pagi, dilanjutkan dengan tadarrus qur'an dan latihan adzan dan hafalan yang berkaitan dengan ibadah untuk anak-anak. Luar biasa gaung dan syiar Islamnya. Jarang kutemui kota si Islami ini, mulai dari kebersihannya sampai pada penampilan kaum hawanya.



Napak Tilas

Aku sempat jalan sendiri selepas subuh sekedar melihat kota bukit tinggi menjelang fajar, ternyata sepi, orang lebih banyak di masjid. Hal itu aku lihat ketika ikut napak tilas masa kecil bu emmy. Ia mengajak aku, bu lies, lola, nurwendah, melihat sekolah dasarnya, tempay ia dilahirkan. sebuah pavliun kecil, atas izin kepala sekolah ditempati oleh keluarga bu emmy. Sudah tidak terawat dan tempat bermainnya di depan sd fransiscus. Tempat kosnya saat SMP.

Saat melewati masjid Muhammadiyah, subhanallah jamaahnya sangat banyak. Hal in dibuktikan dengan jumlah parkiran motor yang melimpah. dan suara jamaah saat mengucapkan amien.
Sekali lagi subhanallah luar biasa......!!!!

Ikutan Senam Pagi
Sehabis sholat subuh, bersama beberapa teman dolan ke alun-alun jam gadang. Ternyata sudah amat ramai dengan pengunjung yang hendak senam bersama. Akhirnya, kami ikutan senam yang dipimpin oleh para instruktur. Hebatnya lagi, instruktur berjilbab dan berpakaian senam dengan teramat sopan. Kalau kata pak Muslim di Jakarta bila perlu instrukturnya bukan cuma udel yang kelihatan, telanjang bila perlu. Nauzubillah deh........

Pantai Air Manih, The Malin Kundang Legend

Legenda Malin kundang si anak durhaka sangat terkenal seantero Indonesia. Saat datang berkunjung melihat pantai air manih, di mana terdapat batu malin kundang yang konon dikutuk oleh ibunya akibat durhaka. Malin tidak mengakui ibunya sebagai ibu kandung yang melahirkannya. Legenda itu memang luar biasa. tapi pantai air manih tidaklah luar biasa. Kesannya datar-datar saja, jorok sebagai daerah wisata kurang terawat, banyak anjing yang bisa jadi buang kotorannya sembarangan. Tidak heran meski akhir pekan, pantai ini sangat sepi. Akses jalan menuju pantai yang lumayan banyak tanjakan. Nggak heran, kalau banyak angkot yang nggak kuat nanjak dan mogok. Seperti yang di alami beberapa angkot yang mengangkut
teman-teman. Akhirnya kami terpaksa berjalan dengan nafas yang ngos-ngosan karena jalan yang menanjak tajam...........


Pantai Air Manih tidak lagi seindah dulu


Jalanan menuju pantai air manih


Batu mirip manusia bertelungkup yang diyakini masyarakat minangkabau sebagai Malinkundang

Ngarai Sianok, The Beautiful Grand Canyon

Hari kedua di Bukittinggi, Sabtu, 23 Februari 2008, aku dan teman-teman mengunjungi grand canyonya sumatra, tepatnya ngarai sianok. Kenapa sih dinamain ngarai sianok, aku sempat nyeletuk sama uda guide-nya. Katanya sih, sianok itu tenang atau damai. Ngarai sianok, ngarai yang tenang.

Ngarai yang menjadi saksi kekejaman tentara Jepang kurun waktu antara tahun 1942 sampai dengan 1945.






Thursday, February 21, 2008

Semur Betawi, Sajian khas Hajatan

Tanggal 9 Februari 2008, tepatnya sabtu malam minggu, aku dan istri dateng ke hajatan ustadz Gozali di Meruyung, parung bingung, Depok. Seperti umumnya hajatan orang betawi, sajian khasnya pastinya ada semur daging. warnanya yang menggoda selera, kebetulan udah lama banget nggak pernah makan semur daging buatan emak. Itung-itung obat kangen aku nyobain deh sepotong semur daging, sambil mandangin sepasang pengantin baru yang lagi mesra-mesranya menanti malam pengantin.

Nah, dicari-cari resep semur daging ketemunya resep mama dilla yang lagi betah di timur tengah. Ternyata dia penggemar semur betawi juga. di bawah ni, resepnya :

Bahan:
500 gr daging, potong tipis
1/2 sdt pala bubuk
2 butir cengkih
1/4 sdt kayu manis bubuk
6 sdm kecap manis
1 batang sereh
1 buah tomat

Bumbu halus:
8 siung bawang merah
3 siung bawang putih
3 butir kemiri matang
1/8 jinten
1/2 ketumbar
1/2 sdt lada

Cara membuat:
1. Tumis semua bumbu halus sampai wangi.
2. Masukkan daging, masak sampai berubah warna.
3. Masukkan pala, cengkih, kayumanis, kecap, sereh dan tomat. Masak sampai daging empuk, jika perlu tambah air.
4. Sajikan selagi hangat.

khawlagarden.blogspot.com

Friday, February 15, 2008

Nasi Goreng Belanda


(saya sebut begitu karena yang buat resep orang belanda yang cinta Indonesia)

Nasi Goreng

Nasi Goreng, Indonesian fried rice. This dish can be enjoyed by itself or as the basis of a larger meal, for example with a rijsttafel. It is very easy to make and won't take more than 20 minutes to prepare.

Ingredients:

350 gr. Long Grain Rice
2 Tbs. Vegetable Oil
3 Eggs
1 Onion
2 Green Chillis, Sambal Ulek or Sambal Badjak.
1 Garlic Clove
1 Leek
1 teaspoon Ground Coriander
1 teaspoon Ground Cumin
250 gr. Chicken meat
250 gr. Shelled Prawns
3 Tbs. Kecap Manis

Preparation:

This dish is best made from cold leftover rice, but you can cook a fresh batch and leave it to cool for at least 4 hours.
Beat the eggs and make into a omelette, slice into strips and set aside.
Heat the oil in a wok or large frying pan. Add the chopped onion, leek, garlic and chillis. Fry until the onion is soft. Add the Coriander and Cumin. Slice Chicken into strips and add with the prawns to the onion mixture and cook, stirring occasionally until they are well mixed. Add the rice, soya sauce and omelet strips and cook for a further 5 minutes.Decorate with some of the leftover leek and serve hot. Enjoy.