Tuesday, December 16, 2008

Balon Berputing Itu .....

Ingat balon berputing (meminjam istilah Pak Ahmad Tohari), jadi ingat masa kecil di Tanjung Priok, tepatnya sungai bambu. Sehabis sekolah di SD o5 Pagi, biasanya saya dan teman-teman Alfan, Ridwan, Cecep, dan masih banyak lagi bermain di halaman depan dan belakang rumah Babah Liem. Rumah Babah, biasa saya memanggilnya begitu, tepat diseberang rumah saya. Babah Liem orangnya ramah, meski keturunan Cina, tapi sosialisasinya bagus, jadi teman akrabnya Baba, ayah saya. Oya, dia punya 2 anak gadis yang cantik-cantik, juga supel. Saking supelnya sering "digarap" sama anak-anak muda disekitar rumah yang memang sering bertandang ke rumah Babah. Rumah babah jadi tempat mangkal anak muda, biasanya main kartu (mungkin judi kali ya) dan minum-minum sampai tengah malam. Muangkin juga tempat nyimeng juga? Saya masih terlalu naif untuk mengetahui sejauh itu.

Saya dan teman-teman biasanya main di belakang di tumpukan besi-besi bekas rangka mobil. Karena Babah bandar besi bekas dan rongsokan mobil, bahkan kapal. Main petak umpet dan galasin sepulang mengaji dalah rutinitas tiap hari. Yang jadi ingatan saya, saat itu banyak sekali balon-balon dibelakanng rumah babah. Dan, kami mencucinya untuk dijadikan balon beneran. Naif banget ya? Anak seusia saya memainkan balon berputing, yang ternyata setelah dewasa baru saya tahu kalau itu kondom...... !!!! Naif...!!!

Cerita di atas cuma flashback aja, yang mau saya sampaikan betapa mudahnya kini kondom diperoleh jika ada satu organisasi yang menginginkan balon berputing itu dijual secara bebas dan mudah. Maksudnya hanya untuk mengurangi penderita AIDS akibat virus HIV. Sewbagai orang awam, saya hanya tidak habis pikir kenapa mempermudah mendapatkan benda itu yang dijadikan soslusi. Kalau dijual secara terbatas, why not? Tapi kalau dijual secara bebas? Naujubilklah mindzalik? Saya rasa bukan itu solusi yang tepat.....

Saya sangat setuju kalau pembinaan moral terutama tentang seks, dimulai dari keluarga. Allah saja sudah mengingatkan kita untuk tidak mendekati zina dan barang yang memabukkan. Hal itu juga yang sudah diprediksi, bahwa dengan seringnya berzina akan memunculkan suatu penyakit yang luar biasa dahsyatnya dan belum diteukan obat penawarnya. Seharusnya, kita sadari hal itu.....

Seperti disinyalir oleh Mer-C bahwa virus HIV lebih kecil dari pada pori-pori balon berputing (Republika, 15 Desember 2008). Ukuran pori-pori balon berputing sebesar 1/60 mikron sedangkan ukuran virus HIV 1/250 mikron. Jadi penggunaan balon berputing tidak efektif untuk pencegahan penularan virus HIV. Balon berputing hanya cocok sebagai alat kontrasepsi.

No comments: