by : kahlil gibran
kasihan bangsa yang mengenakan pakaian yang tidak mereka tenun sendiri
makan roti dari gandum yang tidak mereka panen sendiri
dan minum anggur yang tidak mereka perah sendiri
kasihan bangsa yang menjadikan orang dungu sebagai pahlawan
dan menganggap penindasan penjajah sebagai hadiah
kasihan bangsa yang mengabaikan nafsu dalam mimpi-mimpinya saat tidur sementara menyerah saat bangun
kasihan bangsa yang tak pernah angkat suara kecuali: sedang berjalan di atas kuburan Tak sesumbar kecuali di reruntuhan. Dan tak memberontak kecuali saat lehernya sudah di antara pedang dan landasan
kasihan bangsa yang negarawannya srigala, filsufnya gentong nasi, senimannya tukang tambal dan tukang tiru
kasihan bangsa yang menyambut penguasa baru dengan terompet kehormatan namun melepasnya dengan cacian, hanya duntuk menyambut penguasa baru lainnya dengan terompet lagi
kasihan bangsa yang orang sucinya dungu menghitung-hitung tahun-tahun berlalu dan kuatnya masih dalam gendongan
kasihan bangsa yang terpecah-pecah dan masing-masing pecahan menganggap dirinya sebagai bangsa
No comments:
Post a Comment