Suatu hari ada seorang penebang kayu yang kehilangan kapaknya yang terjatuh kesungai. Dia pun menangis karena ia tidak dapat memberikan nafkah untuk keluarganya.
Dia pun berdo’a kepada Tuhan,
Tak lama kemudian, Tuhan pun mengirimkan malaikatNya. Sang Malaikat berkata : “Mengapa kamu menangis?”
Si penebang kayu sambil terisak menceritakan bahwa kapak sebagai sumber penghasilan satu-satunya
telah jatuh kesungai.
Setelah mendengar cerita penebang kayu, Malaikat tsb menghilang dan muncul kembali membawa kapak
emas. “Apakah ini kapakmu?” “Bukan, Tuan “
Lalu Malaikat itu menghilang dan muncul kembali membawa kapak perak. “Apakah ini kapakmu?” “Bukan, Tuan” Lalu Malaikat mengeluarkan sebuah kapak yang jelek dengan pegangan kayu dan mata
besi “Apakah ini kapakmu?” “Ya, Tuan, benar ini kapak saya”
Malaikat itu kemudian berkata “Kamu orang jujur, karena itu Aku akan memberikan ketiga kapak ini untukmu sebagai upah kejujuranmu” Lelaki itu sangat bersyukur
dan pulang dengan gembira.
Beberapa hari kemudian ketika sedang menyeberang sungai, istrinya terjatuh dan hanyut. Lagi, si
penebang kayu menangis dan berdoa. Kemudian Tuhan kembali mengutus Malaikat yang dulu.
“Mengapa kamu menangis?” “Istri saya satu-satunya yang sangat saya cintai terjatuh ke sungai, Malaikat” Lalu Malaikat menghilang kedalam sungai dan muncul kembali dengan membawa Jennifer
Lopez “Apakah ini istrimu?” “Ya, Dewa”
Lalu Malaikat tersebut kemudian marah dan berkata
“Kamu berbohong, kemana perginya kejujuranmu? “
Lelaki itu dengan takut dan gemetar berkata, “Tuan, seandainya saya tadi menjawab tidak, Tuan akan kembali dengan membawa Britney Spears atau lainnya, dan jika saat itu saya juga menjawab tidak, Tuan akan kembali membawa istri saya yang asli, dan jika ketika itu saya menjawab iya, Dewa akan memberikan
ketiganya untuk menjadi istri saya. Saya ini orang miskin Tuan, tidak mungkinsaya bisa membahagiakan tiga orang istri…”
Sang Malaikat pun tertawa
KESIMPULAN:
Lelaki berbohong itu
demi kebahagiaan orang lain…
HA.. HA.. HA..
Kiriman dari seorang teman dengan sedikit modifikasi
sumber : milis rumah ilmu indonesia
No comments:
Post a Comment