Friday, November 07, 2008

KEAJAIBAN SHODAQOH

Sudah dua bulanan ini mau berbagi cerita, baru ini hari berkesempatan menulisnya. Semoga cerita kecil ini bisa memberikan motivasi dan inspirasi untuk tetap cinta pada Allah Subhanahu Wata'ala.

Enam puluh tujuha hari yang lalu, saya mendapatkan kenikmatan yang luar biasa dari Allah. Prediksi dokter, bahwa istri saya akan melahirkan sekitar tanggal 12 September 2008. Nyatanya Allah memajukan waktu lahirnya Khadijah, begitu saya dan istri memberinya sebuah panggilan sayang.

Bukan main senang dong. Proses kelahirannya yang membuat kami terutama saya dan istri yang mengejutkan. Pasalnya dokter bilang sehat-sehat saja dan bisa normal dalam proses kelahirannya. Empat september, hari keempat ramadhan, kKhadijah udah nggak sabar mau ikutan puasa. Umminya pagi itu sedang mengajar dikelas X, seperti biasa Asya yang masih liburan ikut ke sekolah. Ferdy juga ikutan ngajar. Tiba-tiba saja, umminya Ferdy merasa ada yang mengalir dikedua kakinya, ternyata darah segar dan banyak. Karuan saja segera keluar kelas dan meminta bantuan Bu Naning, guru matematika yang sudah seperti saudara. Bu Naning menghubungi Pa Asyari untuk membawa ke Bidan Tati di Pondok Labu. Dengan ditandu oleh beberapa siswa, ummi Ferdy dibawa keparkiran menuju mobil dan berangkat dke rumah bidan Tati bersama Bu Naning, Bu Nuraini dan Pa Asyari.

Saya baru saja sampai di sekolah, saat isstri telepon kalau ia mau melahirkan. Jadi deh, balik lagi ke rumah dan menyusul ke bidan Tati. Blooding yang cukup banyak sat saya tiba di Bidan tati, bikin bingung dan khawatir. Sekitar 2 jam menunggu, pendarahan masih terus berlangsung. saya sempat menunaikan sholat hajat diMasjid samping kampus BSI, dan bermunajat agar Allah memberikan kemudahan proses kelahiran Khadijah.

Saat kembali ke bidan Tati, pendarahan makin hebat dan mengerikan bagi saya yang sudah tiga kali menemani istri melahirkan. Modar-mandir di depan teras, setelah mendengar keterangan seorang perawat yang memeriksa mulut rahim ummi, kalau plasenta menutup jalan keluar bayi. Tiba-tiba ada seorang ibu yang mengaggetkan saya muncul dari balik pintu sambil mengulurkan tangannya meminta sedekah.

Tanpa pikir panajng dan spontan saya mengeluarkan selembar uang dan memberinkan pada ibu tersebut. Saya memohon doa ibu tersebut agar istri dimudahkan Allah dalam melahirkan anak kami. Setelah itu saya kembali menuju pintu kamar tempat istri berbaring. Lalu, saya kembali keluar, eh si ibu tadi ternyata masih berdiri dan berdoa, di akhir doanya ia meminta nama istri dan akhirnya saya menemaninya berdoa sambil mengaminkan doanya.

Atas saran Bu Tati, akhirnya kami, saya dan dua perawat membawa istri ke RS. Prikasih. Pihak rumah sakit memeriksa istri dan memberikan surat pernyataan kesediaan dioperasi berikut resikonya. Istri dan ibu saya menangis. Saya bilang saya pasrah dan ikhlas kalau utuk mendapatkan Khadijah, harus lewat operasi. Saya mencoba memberikan pengertian sama istri dan ibu untuk ikhlas saja.

Keajaiban datang, dalam detik-detik proses menunggu operasi caesar, ummi merasakandorongan luar biasa dirahimnya dan segeramemanggil perawat : "Sus, kayaknya saya udah nggak bisa nahan nih, bayinya mau keluar" kata ummididepan saya dan ibu.

Suster yang gesit itu segera mengambil sarung tangan dan memeriksaistri, "wah,ini sih udah lengkap, ayokita keruang bersalin" ujar perawat gesit itu kepada teman sejawatnya dihadapan saya dan ibu.

Segera saja istri dipindah ke ruang bersalin, suster itu memndorong keretanya cukup kencang sampai saya saja nggak bisa ngejar. Tidak lama setelah masuk ruang bersalin, saya sempat ketemu dokternya, dalam hitungan kurang dari 10 menit, terdengar tangisan bayi tepat saatazan ashar. Saya dan ibu masih belum percaya, sempatmenanyakansuster yang keluar dari ruang bersalin : "Sus, itu tangisan anak saya?"

"Ya, pak siapa lagi. Soalnya yang melahirkancuma istri Bapak!" katanya

Ya...Allah, pelajaran berharga buat saya. Doa saya dan ibu yang meminta shodaqoh itu dikabulkan. Padahal sudah menjelang operasi.....

No comments: