Monday, February 25, 2008

Bukittinggi, The Religious City



Mengunjungi bukit tinggi seolah melihat lembaran sejarah akan perjuangan bangsa Indonesia. Kota yang sejuk, banyak gedung dan rumah-rumah peninggalan belanda. Ada benteng Fort de Cock, dan di kota ini pernah terjadi pertempuran-pertempuran yang luar biasa antara kaum paderi dengan tentara belanda.

Sejak tiba di Bukittinggi, aku coba menjelajah dan mengabadikan beberapa moment dan tempat yang kupikir menarik untuk dijadikan oleh-oleh, untuk dilihat dan disyukuri. Di depan hotel
Kota Bukit tinggi dilihat dari Fort de kock


tempat menginap, Ambun Hotel, ada taman Bung Hatta yang Asri, lebih ke timur ada maskot bukittinggi, Jam Gadang yang usiannya sudah puluhan tahun. Dibelakang pasar atas, Masjid Agung Bukit tinggi, lebih ke arah timur ada kebun binatang dan benteng fort de cock. Dari jembatan gantung, kita bisa lihat kiri kanan kota bukit tinggi dan Hotel Hills, peninggalan belanda, Dulu bernama Hotel Novotel. Indah nian mak, bisa memandangi penuh decak kagum barisan bukit, Bukit Barisan yang elok.

Turun ke bawah ada tangga empat-empat, lokasi pasar atas. Ke arah selatan, ada taman panorama ngarai sianok yang dibawahnya ada goa Jepang. Orang minangkabau menyebutnya, lobang Jepang.



Gunung Singgalang dilihat dari kota bukittinggi

Kota Ibadah

Sejak datang, alunan suara orang mengaji di masjid-masjid, langgar-langgar terdengar sampai hampir tengah malam. Sekitar pukul 3 pagi, aku bangun suara orang mengaji terdengar lagi. Kali ini bukan cuma mengaji, akan tetapi ada yang mengumandangkan azan untuk membangunkan orang. aku sempat melaksanakan sholat subuh, aku pikir sudah masuk waktu subuh, ternyata hanya panggilan membangunkan orang dari tidur. Kurang lebih 4 kali aku dengar suara adzan. Ba'ada subuh masih terdengar ceramah, dikenal dengan kuliah subuh sampai jam enam pagi, dilanjutkan dengan tadarrus qur'an dan latihan adzan dan hafalan yang berkaitan dengan ibadah untuk anak-anak. Luar biasa gaung dan syiar Islamnya. Jarang kutemui kota si Islami ini, mulai dari kebersihannya sampai pada penampilan kaum hawanya.



Napak Tilas

Aku sempat jalan sendiri selepas subuh sekedar melihat kota bukit tinggi menjelang fajar, ternyata sepi, orang lebih banyak di masjid. Hal itu aku lihat ketika ikut napak tilas masa kecil bu emmy. Ia mengajak aku, bu lies, lola, nurwendah, melihat sekolah dasarnya, tempay ia dilahirkan. sebuah pavliun kecil, atas izin kepala sekolah ditempati oleh keluarga bu emmy. Sudah tidak terawat dan tempat bermainnya di depan sd fransiscus. Tempat kosnya saat SMP.

Saat melewati masjid Muhammadiyah, subhanallah jamaahnya sangat banyak. Hal in dibuktikan dengan jumlah parkiran motor yang melimpah. dan suara jamaah saat mengucapkan amien.
Sekali lagi subhanallah luar biasa......!!!!

Ikutan Senam Pagi
Sehabis sholat subuh, bersama beberapa teman dolan ke alun-alun jam gadang. Ternyata sudah amat ramai dengan pengunjung yang hendak senam bersama. Akhirnya, kami ikutan senam yang dipimpin oleh para instruktur. Hebatnya lagi, instruktur berjilbab dan berpakaian senam dengan teramat sopan. Kalau kata pak Muslim di Jakarta bila perlu instrukturnya bukan cuma udel yang kelihatan, telanjang bila perlu. Nauzubillah deh........

No comments: