Tuesday, June 03, 2008

Semua Karena Cinta


Kasus bentrokan massa FPI dengan massa kebebasan berkeyakinan medio Ahad, 1 Juni 2008, bertepatan dengan "bentrokan" aduhai antara Tatoek dengan Syafullah di Masjid Dikmenti DKI (apa hubungannya ya?). Adalah contoh dari sekian banyak kasus yang membenturkan lapisan paling rentan, rakyat.

Indonesia akhir-akhir ini memang lagi ramai meriah. Mulai dari keriuhan demontrasi anti kenaikan BBM sampai kepada bantah-bantahan soal janji presiden, dibumbui oleh "kesesatan" aliran Ahmadiyah yang sampai sekarang SKB-nya belum juga diputuskan. Hampir seantero nusantara bergejolak karena kenaikan harga BBM oleh pemerintah. Efek domino dari kenaikan BBM adalah hampir seluruh elemen barang kebutuhan pokok terutama, selain pupuk, air dan lainnya jadi ikutan naik.Persoalan yang mengemuka tersebut bukan saja menimbulkan polemik ekonomi baru tetapi polemik sosial yang bersimpulan satu sama lain. Tali simpul yang sudah ruwet itu kembali bertambah kusut dengan tumpang tindihnya persoalan lain yang mendompleng.

Tak perlu lagi lah dipusingkan karena hidup ini sendiri sudah memusingkan. Semua persoalan yang tumbuh dan berkembang menjadi tidak karuan karena ditimbulkan oleh kecintaan kita pada dunia. Semua karena cinta kita yang bisa jadi sangat subyektif. Pemerintah memutuskan menaikkan BBM karena menkhawatirkan kondisi anggaran yang sangat terbebani. Bukankah rasa khawatir bagian dari tanda cinta? Rakyat yang berdemo diwakili sebagian besar oleh mahasiswa, juga karena cintanya pada tanah air dan rakyat! Tentu pandangan dari sisi mahasiswa, meskipun kadangkala anarkisnya berlebihan. Massa Kebebbasan berkeyakinan dengan motornya Gus Dur dan kawan-kawan juga karena cintanya pada kebebasan berkeyakinan dan berkehendak. Pun massa FPI yang terkenal militansinya, berbuat seperti yang kita lihat ditelevisi yang tidak rela melihat Islam dihina dan dicampur aduk, di-mix dengan "ijtihad"nya nabi mereka. Bukankah ketidakrelaan atas sesuatu yang ia sayangi dihina atau dilecehkan orang lain sebagai tanda cinta? Cinta yang mengandalkan subyektifitas pada akhirnya akan berlabuh pada penistaan pihak lain, apalagi cinta yang berlebihan!!!
Bukankah Allah Subhanahu Wataala tidak menyukai sikap yang berlebihan.

No comments: