Apa jadinya jika manusia sudah kehilangan
harga dirinya? Pantaskah kalau
kemudian kita mengaku sebagai manusia
beradab? Ketika rasa malu itu hilang dan
lenyap, kita tak berbeda dengan manusia
barbar yang hidup di zaman batu.
Sahabatku, kamu pasti tidak menutup mata, bila akhir-
akhir ini, sering menjumpai teman-teman yang nota bene
muslimah (ku sebut demikian, karena meskimereka
wanita, tetapi tetap mengaku ber-Islam), mengenakan
celana pendek dimall-mall, di setiap Twenty One,hingga di
tempat-tempat tongkrongan yang menjajakan kuliner.
Tanpa rasa malu dan jengah sedikit pun, mereka cuek
bebek berseliweran di jalan-jalan dan tempat
keramaian. Lebih parah lagi, celana pendek melewati
dengkul atau yang ngetren disebut hot pants (celana
yg bikin 'panas') itu kadang dikenakan di tempat pesta
pernikahan bahkan ajang reuni. Ya ampuunnn. Kalo
dipikir-pikir ke mana rasa malunya itu? Sudah pudar?
Atau sudah lenyap sama sekali.
Asal tau saja, dulu masyarakat kita mencitrakan celana
pendek sebagaibusananya kamu pelacur (maaf, terlalu
kasar memang) yang kerap nongkrong di lokalisasi
prostitusi. Kini ketika model dan gaya itu menjadi trend,
para ABG (dariyang SMP, SMA, kuliah sampe yang udah
tuwir)sepertinya tidak peduli dengan pencitraan itu.
Mereka memang bukan pelacur,tapi meniru-niru seperti
pelacur. Gawat! Terkadang terbetik oleh kita, jika model
ini dipelihara terus, bukan tidakmungkin, lama-lama kaum
perempuan tidak malu lagi ketika mengenakan celana
dalam di tempat keramaian sekalipun (kayak di negeri
`Obama, dkk'). Nah lho,kalau sudah begitu, tunggu apa
lagi, inilah tanda-tanda kiamat bakal semakin dekat.
GetShortySo Get Shorty! (Tunjukin kakimu!). Inilah
mesej para perusak moral yang menjadikan short pants
atau hot pants sebagai trend fashion remaja putri sejak
awal 2007. Hingga tahun 2008 pun trend "Get Shorty"
(nama lain dari short pants) masih terus merajai.
Konsumennya pun mulai dari anak SMA hingga anak
kampus alias mahasiswi. Celana pendek sendiri
banyak ragamnya, mulai dari yang selutut sampai diatas
lutut. Modelnya enggak cuma one girls, ada yang baggy
atau lurus dengan motif polos, stripes atau polkadot dan
masih banyak yang lain. Yang pasti, perancang mode dan
pebisnis kerap memunculkan inovasi-inovasi baru,
dengan harapan remaja putri dan wanita dewasa,
mengikutinya sebagai trend yang "wajib" dituruti.
Ketika ditanya, kenapa ABG putri dan mahasiswi,
menyukai short pants? "Karena short pants lebih
simple dan nyamandikenakan, bisa ke mall, pantai,
maen ke rumag teman, di rumah, dan kapansaja,"
ungkap seorang pelajar, sebut saja Dina (bukan nama
asli). Saat di konfirmasi, apa pantas shortpants
dikenakan saat kondangan? Laura (juga bukan nama
asli), siswi SMA di bilangan Depok berkomentar.
"Menurut gue ya kurang pantes lah jika dipake saat
pesta pernikahan. Belakangan, memang,mulai ada yang
pake short pants saatkondangan atau pesta resmi.
Tapi gila kali, nggak ada otaknya tuh cewek.
Masa kondangan pake short pants." Tandasnya ketus.
Sebelum short pants, para ABG keranjingan celana panjang
model pensil yang berwarna-warni, bentuknyamengerucut,
menyempit ke bawah, ngepas dengan ukuran kaki para
pemakainya. Memang trend mode celana yang satu ini
sangat booming terutama di kalanganpara ABG dan mahasiswi
di kota-kota besar. Apalagi di Jakarta & Bandung (meski parahan
Jakarta). Setiap radius 100 meter pasti menjumpai celana
pensil yang satu ini. Menurut perancangnya, celana ini
memberikan efek untuk mempertegas keindahan bentuk
kaki para pemakainya. Berbarengan dengan short pants, muncul
lagi trend celana yang terbuat dari bahan strech. Celana ketat
ini dianggap nyaman dipakai dan bisa membentuk lekuk tubuh
yang "seksi".
Sebagai informasi saja, konon artis legendaris Marlene Diertrich
suatu kalipernah ditolak masuk pada sebuah restauran karena ia
memakai celana panjang. Ingat, itu baru celana panjang, bukan
mini! Seorang wanita yang tampil denganbusana pria, ketika itu
rupanya dianggap kontroversial. Itu terjadi1930- 1940an, ketika
belum banyak wanita memakai celana panjang di tempat umum.
Kini celana panjang malah jadi bagian dari khazanah busana
wanita modern. Trend Sampai 2009, Jauh-jauh hari, para
pengamat mode telah memprediksikan gaya short pants ini
akan berlanjut hinggaakhir tahun nanti, dan tetap menjadi
trend bagi kawula muda yang ingin tampilseronok. Bahkan
hingga memasuk tahun 2009.Tanpa mempertimbangkan nilai-
nilai kepantasan, para perancang model yangkebanyakan
non muslim dan didominasi oleh kaumnya Nabi Luth: gay,
waria, dan lesbian ini, membuat rancangan busana yang
dianggapnya lebih praktis dan modis.
Seperti diungkapkan seorang owner Colour Mode, Anggi,
di sebuah Mall di Jakarta, short pants sangat digemari oleh
remaja putri, bukan sekadar mengikuti trend. Dengan
menggunakan bawahan jenis ini, penampilan wanita lebih
feminim karena lebih menonjolkan kaki jenjang yang indah.
Short pants, lanjutnya, juga bisa dikenakan untuk ke "party"
atau clubbing. "Kebanyakan blus wanita di match-kandengan
celana pendek atau short pants denganwarna- warna ceria.
Biasanya wanita kalau sedang JJS (Jalan-jalan Sore)
menggunakan celana jeansm panjang atau jeansgantung.
Sekarang tidak musim lagi, yang musim celana pendek di atas
lutut,"tukas praktisi fashion itu menjelaskan.
Ada peran andil para perancang mode yang menularkan virus
kepada remajaperempuan dengan fashion-fashion "nakal" dan
memperkenalkan hal-hal yangberaroma glamour. Ketika brand-
brand (merk) terkenal seperti Louis Vitton,Dolce and Gabbana,
Gucci, Versace, dan Bonia yang ditawarkan, dengan mudahnya
perempuan Indonesia tergiur untuk memilikinya.
Undang Murka Tuhan, Sopasti, kecenderungan perempuan
(ABG & mahasiswi, terutama) zaman sekarang adalah
menelan mentah- mentah, bahwa sesuatu yang dianggap
mode dan trend itu pasti indah, gauldan funky. Sekalipun
trend itu berbenturan dengan agama dan nilai-nilai asusila alias
kesopanan yang berlaku di masyarakat kita sebagai orang timur.
Pokoknya dengan lugunya kita membebek, terpesona, dan
memberi jempol. Pantas, jika kita selalu menjadi korban mode yang
dihembus-hembuskan sebagai trend masa kini. Yang ngga ikut
trend dianggap makhluk jadul alias manusia jaman dulu.
Tahukah sahabatku, dalam Al-Qur'an, kita disindir, makhluk
yang tak punya rasa malu tak ubahnya binatang ternak, bahkan
lebih buruk dari binatang ternak. Bahasa sederhananya. Maukah
kita disebut ayam, kambing, monyet, dan binatang lainnya (kaya
di Ragunan / Taman Safari, gitu?). Tentu ngga maukan??
Teruusss.. siapa nanti yang mau nikah sama ayam, kambing,
monyet, dll? (kecuali di iklan salah satu provider yang `ngaco'
di TV itu). Pastinya hanya sesamanya bukan?
Firman Alloh dalam Al-Qur'an: "Wanita yang baik untuk laki-laki
yang baik. Lelaki yang baik untuk wanita yang baik pula (begitu pula
sebaliknya). Bagi mereka ampunan dan rizki yang melimpah(yaitu :
Syurga)." (QS. An Nuur: 26)
Benar kata Rasulullah saw, rasa malu itu sebagian dari iman.
Bahkan Rasulullah mewanti-wanti, agar kita waspada, kelak
di akhir zaman, manusia tidak lagi peduli halal-haram. Nah, apa
jadinya jika manusia sudah kehilangan harga dirinya? Pantaskah
kalau kemudian kita mengaku sebagai manusia beradab?
Ketika rasa malu itu hilang dan lenyap, kita tak berbeda dengan
manusia barbar yang hidup di zaman batu.
Sahabatku, tahukah, bagaimana musuh-musuh Islam menghantam
Islam tanpa sebuah peperangan? Tidak ada cara yang paling efektif
dan efisien, selain menghilangkan perasaan malu yang dimiliki kaum
muslimahnya. Lewat mode(fashion) itulah dinul Islam muslimah
dipalingkan.
Ingatlah pesan Rasulullah saw: "Barangsiapa meniru suatu kaum,
maka ia termasuk kaum itu." (HR. Abu Daud).
Kata Rasulullah, ada golongan penduduk neraka yang tidak pernah
aku saksikan, yakni: Wanita yang berpakaian tapi telanjang. Mereka
melenggak-lenggokkan tubuhnya dan kepalanya, bagaikan punuk
unta yang miring. Mereka tidak masuk Surga, tidak pula mencium
baunya, meskipun Surga itu bisa tercium dari jarak sekian dan
sekian. (HR. Muslim).
Semoga bermanfaat buat anapribadi dan keluarga. Mohon maaf jika
terlalu lugas, memang demikian adanya.*seraya berdo'a semoga
saudara, keluarga, sahabat terdekatku, berubah,
dan tidak demikian...*
Dikutipdari: Lembar Khazanah: November 2008
Naskah asli oleh: Adhes Satria (thanks to Alloh, you wrote it very well)/eramuslim.com