Monday, March 10, 2008

Pengalaman Pertama Menjadi Wali Nikah

Bagi sebagian orang sangat berat menjadi wali nikah. Jarang sekali aku melihat orang tua, ayah kandung maksudnya, mau menjadi wali nikah. Saat aku nikah dengan kekasih tersayang, wali nikahnya aku minta ayah kandungnya.

Kini, setelah babe menghadap sang Khaliq, secara otomatis akulah yang menggantikan posisinya menjadi "ayah" bagi mpok-mpok dan adik-adikku. Kemarin, Jum'at 7 Maret 2008, tepat pukul 09.00 WIB, aku menikahkan adikku, Ratna Sari dengan Fauzi di mushollah milik keluarga, Syahidul Aqsa, Tanjung Priok.

Awalnya sih tegar-tegar aja. Tapi begitu memasuki babak-babak menentukan, aku teringat babe yang baru meninggal sekitar 6 bulan lalu. Ada rasa sedih bercampur bahagia melihat adik perempuan tinggal satu-satunya mau menikah. Apalagi detik-detik ijab qabul, terbayang wajah babe. Aku coba terus tegar, dan berusaha ditegar-tegarin, melihat emak menangis terus, hampir aku juga nggak kuat, air mata hampir jatuh.

Alhamdulillah, Allah memberikan kekuatan sehingga ijab qabul lancar dan syah secara syar'i.
Pengalaman pertama yang tidak pernah bisa terlupakan sampai ajal menjemput. Semoga Allah meberi keberkahanNya untuk rumah tangga adikku, amien.

1 comment:

Galuh Dhika - Ganbatte ^_^ said...

Amien. Semoga perkawinannya adik mas, bisa langgeng. Turut berbahagia ya Mas...