by kasmadi
"ummi kenapa sih Alif harus belajar terus?"
Sempat tersentuh juga mendengar komentarnya. Seperti kebanyakan dari kita, selalu alpa atas perintah Tuhan agar selalu belajar. Belajar! Perintah yang singkat namun mempunyai kedalaman makna. Mungkin kita saja merasa sudah cukup atau bosan, jenuh dan tidak sanggup untuk menampung ilmu. Saya, contoh yang sangat dekat dengan diri sendiri masih harus belajar. Terkadang sebagai orang tua, kita menuntut terlalu banyak pada anak untuk belajar. Orang tua sendiri tidak menyadar bahwa ia juga harus belajar. Kenapa harus belajar?
Sepanjang usia 63 tahun merdeka, Indonesia, tepatnya bangsa ini masih terus harus belajar. Belajar menghargai segala hal. Tanpa kecuali mulai dari rakyat yang jelata hingga pemimpinnya. Kalau saja kita mau belajar tentu kondisi kekinian tidak seperti wajah bangsa kita yang sekarang. Tak perlu melihat lagi ke belakang sekarang!
Semangat. Kata yang pas untuk melecut ketertinggalan. Hal itu bisa dilihat dari kehidupan rakyat dalam kesehariannya. Krisis yang terjadi sejak 1998 ditambah krisis keuangan yang baru saja terjadi semakin memberikan pelajaran buat bangsa ini. Ketegaran rakyat menghadapi bertubi-tubinya krisis ekonomi ditambah bencana alam telah membuktikan bahwa sebenarnya mental bangsa ini belum habis untuk maju. Tinggal bagaimana pemimpin bangsa ini mengelola negeri yang gemah ripah loh jinawi menjadi bangsa yang besar secara mental dan ekonomis.
Semangat untuk selalu belajar dari pengalaman dan tidak lagi terjerumus dalam amuk politik yang seperti kasus Medan. Belajar juga dari keterjajahan ekonomi dari negara kapitalis untuk terus berdiri dengan kaki sendiri. Tegak dan membusungkan dada atas usaha sendiri bangsa ini dengan tetap segala kerendahan dan keramahan.
Semangat!!!
(tulisan ini terinspirasi dari seorang alif, nanda tersayang)
"ummi kenapa sih Alif harus belajar terus?"
Sempat tersentuh juga mendengar komentarnya. Seperti kebanyakan dari kita, selalu alpa atas perintah Tuhan agar selalu belajar. Belajar! Perintah yang singkat namun mempunyai kedalaman makna. Mungkin kita saja merasa sudah cukup atau bosan, jenuh dan tidak sanggup untuk menampung ilmu. Saya, contoh yang sangat dekat dengan diri sendiri masih harus belajar. Terkadang sebagai orang tua, kita menuntut terlalu banyak pada anak untuk belajar. Orang tua sendiri tidak menyadar bahwa ia juga harus belajar. Kenapa harus belajar?
Sepanjang usia 63 tahun merdeka, Indonesia, tepatnya bangsa ini masih terus harus belajar. Belajar menghargai segala hal. Tanpa kecuali mulai dari rakyat yang jelata hingga pemimpinnya. Kalau saja kita mau belajar tentu kondisi kekinian tidak seperti wajah bangsa kita yang sekarang. Tak perlu melihat lagi ke belakang sekarang!
Semangat. Kata yang pas untuk melecut ketertinggalan. Hal itu bisa dilihat dari kehidupan rakyat dalam kesehariannya. Krisis yang terjadi sejak 1998 ditambah krisis keuangan yang baru saja terjadi semakin memberikan pelajaran buat bangsa ini. Ketegaran rakyat menghadapi bertubi-tubinya krisis ekonomi ditambah bencana alam telah membuktikan bahwa sebenarnya mental bangsa ini belum habis untuk maju. Tinggal bagaimana pemimpin bangsa ini mengelola negeri yang gemah ripah loh jinawi menjadi bangsa yang besar secara mental dan ekonomis.
Semangat untuk selalu belajar dari pengalaman dan tidak lagi terjerumus dalam amuk politik yang seperti kasus Medan. Belajar juga dari keterjajahan ekonomi dari negara kapitalis untuk terus berdiri dengan kaki sendiri. Tegak dan membusungkan dada atas usaha sendiri bangsa ini dengan tetap segala kerendahan dan keramahan.
Semangat!!!
(tulisan ini terinspirasi dari seorang alif, nanda tersayang)
No comments:
Post a Comment