Tuesday, May 13, 2008

Barang (harga) Langsung melambung Tinggi

"para pendemo dan penolak naiknya harga BBM berarti pendukung orang-orang kaya"
Yusuf Kalla, Wakil Presiden Republik Indonesia


Sore menjelang maghrib secara kebetulan berita sore disebuah televisi swasta ternama menampilkan sosok familiar, dengan kumis tipis di atas bibir, yusuf kelik, no bukan, dia Mr. Yusuf Kalla. Dengan gayanya yang khas, blak-blakan dan to the point. Nembak langsung.....

Masuk akal apa yang diucapkan di atas, selama ini memang subsidi lebih banyak dinikmati oleh para borjuis, birokrat dan kaum elitis (termasuk para legislatif). ada benarnya dalam kondisi yang terdesak dan terbebani banyak masalah, biasanya orang akan melemparkan bebannya pada kesalahan atau sengaja mengkambing hitamkan pihak lain. Begitu juga kalimat yang diucapkan oleh Wakil Presiden kita, Yusuf Kalla.

Pembenaran itu bisa jadi menggambarkan ketidakmampuan pemerintah mengkomnukasikan beban yang ditanggung, masalah yang dipikul kepada rakyat, dan yang terpenting solusi yang dicari meski lambat tapi basi.....!!!! Basi!!!!

Kalau memang subsidi lebih banyak dinikmati para borjuis dan kelompoknya, mengapa tindakan selanjutnya justru lebih menyengsarakan rakyat. Kita bisa lihat dari sejak semula, antrian minyak tanah, kini antrian gas, pastinya antrian bensin di berbagai daerah, harga-harga kebutuhan pokok langsung melambung tinggi sekian persen. Luar biasa kan. Apa tanggapan pemerintah atas fenomena ini. Bergemingkah?

Ketidakmampuan pemerintah memanage anggaran semakin jelas terlihat. Bahwa krisis di Amreika telah mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi kita, sangatlah wajar karena kita masih sangat bergantung pada AS. Awal tahun saja kita langsung mempunyai utang $48 juta untuk menutup anggaran kita. Lantas mau apa lagi selainngobok-ngobok rakyat untuk mengerti kesulitan pemerintahnya.

Kini, mari kita lihat chapter selanjutnya, rezim ini jatuh atau bertahan?

No comments: