by kasmadi
Gonjang-ganjing pemilihan presiden makin memekakan telingan dan membuyarkan perhatian pada nasib rakyat. Para elite politik meributkan kursi kekuasaan, sementara di manggarai rakyat tawuran. Tawuran politik versus tawuran rakyat yang lapar, haus perhatian penguasa dan rindu pemimpin yang merakyat.
"lha terus elo mau pilih siapa, Dul?" tanya Karim sambil terus ngepulin asep rokoknya duduk di atas jok motor, kuda besi sandaran hidupnya. Ya, Karim dan Abdul memang tukang ojek. Pangkalannya belah lor terminal lebak bulus. Tepatnya, pasar jum'at yang udah nggak ada lagi pasarnya kalah sama Carefour dan Giant.
"Gue, tetep pilih yang mau merhatiin rakyat. kalo rakyatnya lapar, dia ikutan lapar. Kalo rakyatnya menderita karena teraniaya, dia paling dulu bela ....!"
"kalo gue sih milih orang yang agamanya Islam, rajin sholat dan puasanya. Gaya bicaranya santun dan berwibawa" Karim ungkapkan pilihannya.
Hari-hari belakangan ini jadi makin banyak aja pengamat politik. Tukang ojek aja sudah bisa mengamati kondisi politik dalam negeri yang makin memanas ini. Wah, luar biasa perhatian rakyat ya. Jadi sudah semestinya para elit politik sadar kalau rakyat makin pintar.
"terserah elo dah, buat gue malah kalau nggak ada yang sreg mendingan golput!" Abdul sengit juga.
"Yah, elo pada ribut aja, Siapapun calon presidennya, buat gue teh Asri pilhan gue!" Catur ngagetin dua orang sahabat yang lagi sengit soal presiden. Sambil mamerin poto gadis pujaannya, Catur cengar-cengir.
No comments:
Post a Comment